MANUJU—- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa cukup gerah dengan keluhan masyarakat terkait kondisi Jembatan Jenelata.
Langkah preventif pun siap diambil. Jembatan Jenelata yang terletak di Kecamatan Manuju itu siap diperbaiki tahun 2024 mendatang.
Hal itu diungkapkan Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan saat turun meninjau Jembatan Jenelata, Rabu (26/7/2023). Kata Adnan, sebelum direnovasi, Pemkab Gowa berupaya terlebih dulu mengambil alih aset Jembatan Jenelata dari Balai Besar Wilayah Pompengan Sungai Jeneberang (BBWSPJ).
“Selama ini kami dilema. Mau memperbaiki tapi di satu sisi, Jembatan ini bukan dibawah tanggungjawab Pemkab Gowa. Makanya agar kami bisa memperbaiki, terlebih dahulu perlu dilakukan pengalihan aset dari BBWS Pompengan Jeneberang,” kata Bupati Adnan didampingi Kepala Dinas PUPR Kabupaten Gowa, Rusdi Alimuddin, dan Kepala Badan Pengelolah Keuangan Daerah (BPKD) Abd Karim Dania.
Pemkab Gowa, lanjut Adnan akan berkoordinasi dengan BBWS Pompengan Jeneberang terkait langkah-langkah proses pengambil alihan aset Jembatan Jenelata.
Bupati dua periode itu menargetkan tahun ini proses pengambil alihan aset bisa tuntas sehingga tahun 2024 Jembatan Jenelata dapat direnovasi. Melihat kondisi Jembatan Jenelata, Adnan memprediksi, pengerjaan renovasi membutuhkan waktu selama 10 bulan.
“Hari ini kita turun untuk melihat langsung kondisi jembatan saat ini agar kita dapat mengestimasi dan merencanakan berapa total anggaran yang dibutuhkan. Sehingga kami harap renovasi jembatan ini dapat dilakukan dengan lebih baik lagi dari kemarin,” katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gowa Rusdi Alimuddin menambahkan, perencanaan renovasi pembangunan Jembatan Jenelata akan dimulai tahun ini. Sementara untuk proses pengerjaannya baru akan dimulai pada 2024 mendatang.
“Selain pengambil alihan aset kami juga akan membuat perencanaan pembangunan kembali terlebih dahulu. Makanya proses pengerjaan akan dimulai tahun depan,” jelasnya.
Jembatan Jenelata, sebut Rusdi direncanakan akan dibangun dengan ukuran 6 x 60 meter dengan perkiraan anggaran mencapai Rp7,5 miliar.
“Perencanaan modelnya sama dengan model Jembatan Esere di Kecamatan Tompobulu,” pungkas Rusdi. (rus)