MAKASSAR— Inflasi jadi atensi semua kepala daerah di Sulsel. Perlu ada upaya strategis untuk menekan inflasi.
Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan saat menghadiri High Level Meeting Pengendalian Inflasi Jelang Hari Raya Idul Adha Provinsi Sulawesi Selatan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan, Makassar, Selasa (4/6) menilai perlu adanya daftar stok komoditas pangan dari setiap kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan.
Tujuannya agar menjadi rujukan untuk mengetahui ketersedian stok pangan pada masing-masing daerah.
Menurut Adnan, daftar stok komoditas pangan ini sebaiknya dikelola Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan adanya daftar tersebut, masing-masing pemerintah daerah bisa mengetahui mana daerah yang memiliki stok komoditas pangan yang lebih atau sebaliknya.
Hal ini pun akan membantu pemerintah daerah melakukan upaya pengendalian inflasi, sebab lewat daftar stok komoditas pangan yang ada kelangkaan stok dapat diatasi.
“Karena daerah yang kekurangan stok atau mengalami kelangkaan komoditas bisa bekerjasama dengan daerah yang memiliki stok berlebihan, sehingga tidak terjadi lagi yang namanya kekurangan stok sebagai penyebab inflasi,” usul Adnan dalam pertemuan tersebut.
Ia mencontohkan, Pemerintah Kabupaten Gowa dalam penanganannya mengendalikan inflasi adalah dengan melakukan kerja sama antar daerah untuk pemenuhan stok pangan yang langkah. Kerjas ama ini dilakukan setelah sebelumnya melakukan identifikasi stok komoditas yang ada di masing-masing daerah.
“Kami pernah mengalami kekurangan stok bawang dan cabai, makanya kita lakukan kerjasama antar daerah dengan Enrekang yang berlebih komoditasnya. Dimana, kita beli produksinya, kita siapkan kendaraannya dan menyiapkan cool storage. Ini kita lakukan dengan inisitaif sendiri, tapi jika ada data dari provinsi maka akan lebih mudah lagi bagi kita di daerah, dan bisa dilakukan perencanaan yang jelas,” jelasnya.
Hal lainnya yang diusulkan Adnan yaitu agar Kabupaten Gowa dijadikan rujukan harga komoditas pangan di luar Kota Makassar. Mengingat Kabupaten Gowa saat ini telah menjadi salah satu daerah sentra produksi dan pemasok utama di Kota Makassar.
“Kami mengusulkan agar Gowa juga dijadikan rujukan harga berlaku, bukan hanya ikut terus di Makassar. Kami yakin dan percaya jika Gowa juga dijadikan rujukan harganya bisa lebih murah, karena kita yang jadi pemasok dan suplai ke Makassar selama ini. Kita adalah sentra produksi, tidak mungkin kita yang sentra produksi harganya lebih tinggi,” tegas Adnan.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gowa, Fajaruddin mengatakan, stok komoditas di Kabupaten Gowa yang mempengaruhi inflasi yakni, bawang merah, cabai besar, cabai rawit dan cabai keriting. Hanya saja hingga saat ini komoditas tersebut masih aman.
“Saat ini ketersediaan bawang merah sebanyak 143,6 ton, kemudian cabai besar sebanyak 908 ton, cabai rawit sebanyak 2.279 ton, dan cabai keriting sebesar 723 ton,” terang Fajar.
Lanjutnya, sejumlah upaya dilakukan Pemerintah Kabupaten Gowa dalam mengatasi inflasi. Pertama, membuat Gerakan Menanam Cabai. Kedua, memerintahkan kepada seluruh UPT yang ada di 18 Kecamatan untuk menanam cabai.
“Kita juga akan melakukan gerakan penananam cabe serentak di 18 Kecamatan melalui TP PKK pada 12 Juni 2024 nanti,” sebutnya.
Selain itu, program lainnya yakni bantuan nursery dalam bentuk bantuan pembibitan untuk cabai dan bawang merah yang hasilnya bisa dibagi ke petani dan masyarakat di sekitar pembibitan tersebut. Kemudian program kegiatan Pekarangan Pangan Lestari atau P2L dengan memanfaatkan tanaman pekarangan melalui bantuan beberapa jenis sayuran pada lima kecamatan.
“Ini yang kita lakukan termasuk kelanjutan dari apa yang pernah kita lakukan untuk bantuan tidak terduga, jadi masyarakat yang pernah diberikan bantuan, bibit cabai kemudian kultivator itu dimanfaatkan kembali untuk menanam sehingga ini berkelanjutan,” tutupnya.
Sementara, Pj Gubernur Sulsel, Prof Zudan Arif Fakrulloh mengimbau agar seluruh bupati dan walikota mampu melakukan langkah konkret yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Misalnya, dengan turun langsung ke pasar, serta memberikan subsidi harga.
“Inflasi ini berdampak langsung kepada masyarakat, jadi tolong setelah ini TPID mulai minggu depan langkah konkretnya untuk turun ke pasar juga subsidi harga pasar seperti lakukan pasar murah. Jika ini kita lakukan tiap minggu inflasi Sulsel mampu terkendali dan bisa melihat posisi nasional kita dimana dibandingkan dengan provinsi lain,” terangnya singkat.(rus)