Gowa  

Tingkatkan Yankes Puskesmas- Posyandu, Pemkab Gowa Luncurkan ILP

Avatar photo

GOWA—–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Sejumlah terobosan pun dilakukan. Yang teranyar diluncurkan ialah integrasi layanan primer atau ILP.

Kick off ILP digelar bersama Kemenkes dan USAID Momentum di Baruga Tinggimae Rujab Bupati Gowa, Jumat (9/8/2024).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa, drg Abd Haris Usman menyampaikan kick off ILP ini merupakan sebuah terobosan untuk menata dan mengkoordinasikan berbagai pelayanan kesehatan primer di tingkat puskesmas dan posyandu.

Fokusnya pada pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan, berdasarkan siklus hidup bagi perseorangan, keluarga dan masyarakat.

“Tujuan utama dari ILP ini adalah meningkatkan cakupan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan primer di Indonesia, sekaligus sebagai wujud implementasi dan langkah strategis dalam memperkuat pelayanan kesehatan primer di Indonesia,” ungkapnya.

Salah satu contoh dari ILP ini kata drg Haris yakni, Puskesmas yang dulunya menggunakan poli sekarang berubah menjadi klaster yang dibagi dalam 5 klaster sehingga lebih tertata dan terpantau.

“Kepala Puskesmas akan menetapkan pembagian seluruh petugas Puskesmas ke dalam klaster-klaster dan menetapkan struktur organisasi, seperti Klaster 1 adalah manajemen, klaster 2 Ibu dan Anak, Klaster 3 Usia Dewasa dan lansia, Klaster 4 Penanggulangan
Penyakit Menular dan klaster 5 Lintas Klaster. Nah ini nantinya akan termonitor dengan baik dan kelihatan sehingga lebih mudah jika dilakukan pelayanan,” urainya.

Baca Juga:  Beautiful Malino Segera Digelar, Hadirkan KLa Project

Tak hanya Puskesmas, ILP ini juga berlaku pada Posyandu dan Pustu yang nantinya akan melayani seluruh siklus kehidupan mulai dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia sehingga masyarakat akan mendapatkan paket pelayanan secara komprehensif sesuai siklus hidup tersebut.

Haris menyebut,  saat ini sudah 13 Puskesmas di Gowa yang menerapkan ILP. Yaitu Puskesmas Bontomarannu, Bajeng, Bontonompo1, Samata, Pallangga, Somba Opu, Pattallassang, Manuju, Parigi, Sapaya, Bontonompo 2, Bontolempangan 1 dan Kanjilo.

“Setelah kick off di tingkat provinsi pada saat September 2023 lalu, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa juga mulai melaksanakan hal ini yang dimulai pada 13 Puskesmas kita. Konsep integrasi kesehatan primer ini adalah transformasi, dimana tidak ada lagi berbasis pada program atau penyakit, namun ada perubahan paradigma dalam pelayanan di puskesmas yaitu dengan pendekatan pelayanan siklus hidup yang diintervensi melalui melalui klaster sehingga pelayanan di puskesmas akan lebih terintegrasi dan komprehensif,” jelasnya.

Baca Juga:  Optimalkan SP4N-LAPOR, Diskominfo-SP Gowa Studi Tiru ke Pemprov DIY

Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan mengapresiasi langkah Dinas Kesehatan yang melakukan kick off ILP. Menurutnya dalam melakukan suatu integrasi maka yang dibutuhkan adalah visi dan misi harus memiliki pemahaman yang sama.

“Tidak akan mungkin ada keberhasilan di suatu integrasi tanpa hadirnya kesamaan dalam pikiran. Sebab yang ingin kita satukan ini adalah sistem, dimana nantinya pelayanan mulai tingkat paling bawah sampai keatas itu sejalan dengan visi kita yang dilakukan hari ini,” katanya.

Adnan berharap, 13 puskesmas yang menerapkan ILP ini mampu menjadi percontohan.

“13 terlebih dulu dilakukan sebagai percontohan, kalau ini sudah berjalan dengan baik dan lancar dan sudah sesuai dengan harapan kita maka setelah itu barulah dilakukan secara bertahap di 26 Puskesmas di wilayah Gowa. Apalagi kick off ini tanda dimulainya kegiatan ini dan Pemkab Gowa juga telah menganggarkan di APBD perubahan yang sebentar lagi kita tetapkan bersama,” jelasnya.

Baca Juga:  Warga Miskin Ekstrem Tinggi, Pemkab Gowa Turun Validasi Data

Olehnya karena itu, Adnan berharap melalui kick off ini pelayanan kesehatan di Kabupaten Gowa semakin baik. Pasalnya dalam menyelesaikan permasalahan, pemerintah tidak bisa berjalan secara secara individualisme tetapi dibutuhkan kolaborasi seluruh pihak yang ada termasuk USAID.

“Yang namanya pelayanan tidak akan mungkin bisa mencapai kepuasan, apalagi yang kita layani adalah masyarakat/manusia yang memiliki karakter berbeda beda. Namun tetap layani dengan baik sesuatu aturan dan mekanisme yang berlaku. Jangan takut dikritik,  bekerjalah dengan baik dan pastikan pelayanan ke masyarakat juga berjalan dengan baik,” harap Adnan.(rus)