Gowa  

Validkan Data Warga Miskin Ekstrem, Wabup Gowa Keluar Masuk Lorong

Avatar photo

GOWA—–Wakil Bupati Gowa, Abd Rauf Malaganni tidak tenang melihat data warga miskin ekstrem yang terbilang tinggi.

Ia pun terjun langsung melakukan pengecekan data kemiskinan ekstrem. Karaeng Kio, sapaan karibnya harus keluar masuk lorong. Semua lorong-lorong yang ada di wilayah Kecamatan Somba Opu, dia sisir, Selasa (17/10).

Karaeng Kio menerangkan, bahwa kegiatan ini untuk mengecek langsung data kemiskinan ekstrem yang ada di Kabupaten Gowa. Namun menurutnya dari hasil pengecekan langsung, belum sesuai dengan data yang dikirim camat kepada pemerintah daerah.

Menurutnya masih banyak yang tidak memahami kriteria dari miskin ekstrem tersebut. Sehingga terjadi kekeliruan dalam memasukkan data yang menyebabkan angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Gowa tinggi.

“Jadi kami sengaja mengecek di lapangan terkait laporan dari seluruh camat yang ada melalui hasil validasi tahap kedua apakah data yang masuk sudah sesuai atau keliru,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, dirinya kembali menyampaikan kriteria kemiskinan ekstrem. Hal ini penting agar semua memilik persepsi yang sama, sehingga tidak keliru ketika melakukan pendataan. Karaeng Kio menyebutkan ada tujuh kriteria masyarakat dikategorikan masuk miskin ekstrem.

Baca Juga:  Jelang Hari Santri Nasional, Bupati Gowa Tanam Pohon di Ponpes Sulhas

“Ada tujuh kriteria miskin ekstrem yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat. Pertama, enam bulan terakhir tidak terdapat paling sedikit satu anggota keluarga yang memiliki sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan pokok perbulan,” ungkapnya.

Kemudian yang kedua, tidak semua anggota keluarga makan makanan beragam (makanan pokok, sayur, buah, dan lauk paling sedikit dua kali sehari). Ketiga, keluarga tidak memiliki tabungan/simpanan (uang kontan, perhiasan, hewan ternak, hasil kebun, dan lain-lain) yang dapat digunakan sewaktu-waktu untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam 3 (tiga) bulan kedepan.

Keempat, keluarga tidak mempunyai fasilitas rumah yang layak huni (atap jerami/bambu/kardus, lantai tanah, dan/atau dinding anyaman bambu/batang kayu bambu). Kelima, keluarga tidak mempunyai sumber air minum utama yang layak (sumur atau mata air tidak terlindungi/terbuka, sumber air dari sungai, danau, waduk, atau air hujan).

Baca Juga:  PMA Kemenag Bolehkan Pungutan, Bupati Adnan : Tidak Sinkron Pendidikan Gratis, Kita Berhadapan

“Keenam, keluarga tidak mempunyai jamban yang layak dan ketujuh adalah luas rumah/bangunan kurang dari 8 m2 per orang dan/atau rumah kontrak/sewa atau menumpang,” jelasnya.

Olehnya itu dirinya meminta lurah dan camat untuk kembali mengecek data kemiskinan ekstrem yang ada di wilayah masing-masing. Dirinya berharap data yang ada betul-betul memiliki kriteria miskin ekstrem, sehingga Pemerintah Kabupaten Gowa bisa melakukan penanganan dengan tepat sasaran.

“Semoga dengan pengecekan di lapangan ini nanti camat sudah mengerti dan bisa membedakan mana miskin ekstrem dan mana yang miskin,” harapnya.

Sementara itu, Camat Somba Opu, Agussalim mengapresiasi langkah Wakil Bupati Gowa mengecek langsung kemiskinan ekstrem yang ada di wilayahnya. Hal ini penting untuk memastikan bahwa warga tersebut masuk kategori miskin ekstrem atau tidak.

“Saya kira ini kunjungan yang luar biasa yang dilakukan oleh Bapak Wakil Bupati Gowa mengecek langsung warga yang masuk kategori miskin ekstrem,” ungkapnya.

Baca Juga:  Gerakan Pangan Murah, Dinas Ketapang Gowa Sediakan 12 Komoditi

Setelah kunjungan ini, Agussalim mengaku sudah meminta Lurah di Kecamatan Somba Opu untuk kembali melakukan validasi data kemiskinan ekstrem sesuai tujuh kriteria. Karena menurutnya hasil kunjungan belum ditemukan masyarakat kategori miskin ekstrem sesuai dengan kriteria yang ada.

“Kami sudah memerintahkan teman-teman lurah untuk mengecek kembali sesuai dengan tujuh kriteria miskin ekstrem. Insya Allah 2 atau 3 hari ini selesai sesuai dengan petunjuk Bapak Wakil Bupati Gowa,” katanya.(rus)