JAKARTA – Profesor Tjandra Yoga Aditama, seorang Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, memperingatkan Pemerintah Indonesia untuk tidak menganggap remeh laporan kematian yang disebabkan oleh virus Oz, yang baru-baru ini menyerang Jepang.
Meskipun demikian, dia juga mengimbau agar tidak terlalu panik menghadapi situasi ini.
“Dalam mengambil kesimpulan, kita perlu berhati-hati karena data ilmiah yang diperlukan belum sepenuhnya tersedia,” tegas Prof. Tjandra dikutip dari Antara.
Dalam pernyataannya, dia juga menegaskan bahwa selalu ada laporan tentang jenis penyakit baru yang muncul di berbagai negara dari waktu ke waktu. Ketika kasus baru atau kematian pertama kali terdeteksi, langkah-langkah yang segera perlu diambil.
“Oleh karena itu, langkah yang perlu kita ambil saat ini adalah mempelajari secara mendalam perkembangan data ilmiah terkait kasus ini, dengan mengacu pada sumber-sumber yang dapat dipercaya, seperti keterangan resmi dari badan pemerintah atau organisasi internasional,” ungkapnya kepada wartawan pada Selasa, 27 Juni 2023.
Prof. Tjandra menekankan pentingnya mengikuti informasi yang diterbitkan secara resmi melalui penelitian-penelitian yang telah dipublikasikan, bukan mengandalkan pesan berantai tanpa sumber yang jelas, seperti pesan WhatsApp.
Dia juga mengingatkan bahwa Pemerintah tetap harus menjaga dan menjamin sistem surveilans yang baik, terutama dalam bentuk surveilans berbasis gejala, laboratorium, dan genomik.
Apa itu Virus Oz
Virus Oz sendiri merupakan jenis Thogotovirus yang baru diidentifikasi dan diisolasi dari kutu. Virus ini diketahui menyebabkan infeksi mematikan pada tikus.
Berdasarkan hasil serosurveilans yang dilakukan terhadap manusia dan mamalia liar di Jepang menggunakan uji netralisasi virus dan ELISA, ditemukan bahwa virus Oz memiliki kemampuan alami untuk menginfeksi manusia dan mamalia lainnya.
Menurut sumber-sumber yang diakses dari Perpustakaan Nasional Kedokteran Amerika Serikat, genus Thogotovirus umumnya ditularkan melalui berbagai spesies kutu keras dan lunak. Virus ini dikaitkan dengan penyakit pada manusia.
Virus Oz merupakan varian baru dari genus Thogotovirus yang pertama kali diisolasi dari tiga nimfa kutu Amblyomma testudinarium yang dikumpulkan di Prefektur Ehime, Jepang.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, mengungkapkan bahwa virus Oz dapat menyebabkan infeksi radang otak (ensefalitis) yang berpotensi fatal pada manusia yang terinfeksi.
Namun, saat ini belum ada kasus terkait virus Oz yang dilaporkan di Indonesia.
Maxi juga menjelaskan bahwa cara penularan virus ini ke manusia masih belum diketahui secara pasti.
“Ketika seseorang mengalami demam dengan penyebab yang tidak diketahui dan memiliki riwayat terkena gigitan kutu, maka virus Oz dapat dipertimbangkan sebagai salah satu diagnosis yang mungkin. Pemeriksaan laboratorium virologi menggunakan metode ELISA dapat digunakan untuk memastikan diagnosis ini,” jelas Maxi.***