Niaga  

Pertamina Patra Niaga Sulawesi Melalui Integrated Terminal Makassar Melakukan Penanaman Mangrove di Parangloe Makassar

MAKASSAR – PT Pertamina Patra Niaga Sulawesi melalui salah satu unit operasinya yaitu Integrated Terminal Makassar yang menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) bernama Program Ecoeduwisata Mangrove, hari ini (28/8) melaksankaan kegiatan penanaman mangrove di Kelurahan Parangloe, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar.

Kegiatan yang mengusung tema “Sejuta Akar, Sejuta Harapan” ini dihadiri oleh beberapa instansi antara lain Kepala BBWS Pompengan Jeneberang, Kepala BPDASHL Jeneberang Saddang, Kepala P3E Sulawesi dan Maluku, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sulawesi Selatan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar, Kepala Dinas Tata Ruang dan Bangunan Kota Makassar, Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar, Kepala Bagian Administrasi dan Pembangunan Kota Makassar, Kepala Koramil Tamalanrea, Kepala Polisi Sektor Tamalanrea, Kepala Kecamatan Tamalanrea, Kepala Kelurahan Parangloe, Ketua LPM Parangloe, Kelompok Bangkona Parangloe, Kelompok Nelayan Parangloe, dan Yayasan Masayarakat Ekologi dan Reaksi Konservasi.

Selain kegiatan menanam mangrove Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Makassar juga memberikan bantuan sebanyak 3000 bibit mangrove kepada Kelompok Mangrove Bangkona Parangloe.

Baca Juga:  Pertamina Patra Niaga Sulawesi dan Hiswana Migas Makassar Monitoring Bersama di Pangkalan LPG 3 Kg, Transaksi _Merchant Apps_ Berjalan Lancar

Lurah Parangloe, Irwan Rahim, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berperan serta dalam kegiatan ini, baik dari pemerintah, organisasi non-pemerintah, komunitas, hingga para relawan dan terkhusus kepada Pertamina Patra Niaga yang memberikan bantuan 3000 bibit mangrove dan memfasilitasi acara hari ini. Kerja sama ini adalah contoh konkret dari semangat gotong-royong dalam menjaga alam kita. Semoga langkah kecil ini membawa dampak besar bagi kelangsungan hidup generasi mendatang,” ujar Irwan.

Senior Development Environment Advisor dari Yayasan Maero, DR. Irwan, saat memberikan sosialisasi kepada Masyarakat memaparkan pentingnya peran mangrove dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir.

“Mangrove bukan hanya menjadi benteng alami yang melindungi pantai dari abrasi dan gelombang laut, tetapi juga memiliki fungsi vital dalam penyerapan karbon dan menjadi habitat bagi berbagai spesies laut,” ujar DR. Irwan.

Baca Juga:  Pertamina Patra Niaga Sulawesi Raih Penghargaan Zero Accident Tingkat Nasional Tahun 2024

“Selain manfaat mangrove yang telah disampaikan oleh DR. Irwan, diketahui lebih lanjut program ini diharapkan dapat menumbuhkan kreativitas generasi muda di bidang pesisir dan laut sehingga mereka tertarik untuk melanjutkan pendidikan pada bidang tersebut,” imbuh Rudi, Ketua Yayasan Maero.

Area Manager Communication, Relation, & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampouw, mengatakan kegiatan penanaman mangrove ini tidak berhenti sampai di sini.

“Kami berharap program yang dikelola oleh kelompok binaan kami yakni Kelompok Mangrove Bangkona Parangloe kedepannya diharapkan dapat menjadi pusat pembibitan mangrove di Kota Makassar. Hal ini menjadi potensi sumber penghasilan bagi masyarakat, khususnya bagi kelompok binaan itu sendiri,” ujar Fahrougi.

Lebih lanjut Fahrougi mengatakan program ini merupakan komitmen Pertamina Patra Niaga dalam menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang sejalan dengan tujuan Pembangunan berkelanjutan program pemerintah.

Baca Juga:  Pertamina Patra Niaga Sulawesi bersama Pemda Sidak SPBE di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Komitmen Pastikan Kualitas dan Kuantitas LPG 3 Kg

“Program yang kami jalankan adalah bentuk kontribusi perusahaan terhadap lingkungan sekitar termasuk untuk mitigasi bencana banjir, dan program ini sejalan dengan program Pemerintah untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yaitu nomor (13) Penanganan Perubahan Iklim dan nomor (14) Ekosistem Lautan,” tutup Fahrougi. ***