MAKASSAR – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, kembali menekankan pentingnya pengawasan ketat dan pelaksanaan pemilihan RT/RW secara seadil-adilnya, tanpa memberi celah sedikit pun pada potensi lokasi.
Pemerintah Kota Makassar, kata dia, telah memperketat seluruh prosedur untuk mencegah terjadinya yang mungkin muncul menjelang hari pemilihan.
Penegasan itu disampaikan Munafri saat melakukan kunjungan pemantauan di Kantor Kecamatan Panakukang pada Minggu, 30 Nopember 2025 malam sekitar pukul 21.40 WITA.
Pada kesempatan tersebut, ia disambut oleh Camat Panakkukang, Muhammad Ari Fadli, bersama para lurah se-Kecamatan Panakkukang.
Di hadapan jajaran kecamatan dan kelurahan, Wali Kota menekankan bahwa seluruh pelaksanaan pemilihan harus berpijak pada juknis yang benar dan seragam, agar tahapan yang dilakukan setiap wilayah memiliki pedoman yang sama.
“Saya sangat berharap inilah pedoman yang kita pakai supaya punya pedoman yang sama di dalam setiap langkah-langkah yang akan kita ambil. Yang kedua adalah transparansi,” tegas suami Melinda Aksa Mahmud ini.
Munafri menjelaskan bahwa kebutuhan transparansi tidak hanya berlaku pada pemilu tingkat tinggi seperti pemilu wali kota, gubernur, legislatif, maupun presiden, tetapi juga sangat penting pada pemilu RT/RW sebagai instrumen demokrasi paling dasar.
Untuk mencegah kerusakan, ia meminta panitia pelaksana memastikan bahwa seluruh proses, terutama yang menyangkut logistik, harus terbuka dan disaksikan publik.
“Tinggal ditulis besar-besar di depan kantor lurah kertas suara yang dibagi sekian ribu, yang ambil sekian, lebihnya sekian,” jelasnya.
“Lalu kita sama-sama bertanda tangan apakah ini lebih dirusak atau diapakan. Supaya tidak memberikan peluang orang berpikir negatif,” sambung Appi.
Menurutnya, transparansi yang bisa dilihat secara nyata akan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap camat, lurah, dan seluruh panitia pelaksana.
Wali Kota menegaskan bahwa seluruh tahapan harus dilaksanakan dengan standar kejujuran, akuntabilitas, dan objektivitas yang jelas.
“Silakan dijalankan dengan sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya, dengan tingkat transparansi dan akuntabilitas yang bisa diukur,” tuturnya.
Ia mengingatkan bahwa jika terjadi masalah di lapangan, yang pertama akan menjadi sasaran tuduhan adalah camat dan lurah, sehingga mereka harus menjaga integritas proses sejak awal.
Ia mengakui bahwa setiap pemilihan pasti memiliki dinamika, riak, dan perbedaan pendapat antara pihak yang pro dan kontra.
Namun, ia menekankan bahwa upaya maksimal harus dilakukan untuk meminimalkan konflik.
Dengan berbagai instruksi dan penguatan koordinasi tersebut, Munafri memastikan Pemkot Makassar berada dalam posisi siaga penuh untuk menjaga kenyamanan menjelang Pemilihan RT/RW Serentak pada 3 Desember 2025.
“Fokus utama pemerintah adalah menjaga proses agar berjalan adil, jujur, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan,” tukasnwya.
Dia juga menekankan lokasi TPS maupun tempat pemilihan RT/RW tidak berada di sekitar sekolah atau area dunia pendidikan, agar tidak mengganggu proses belajar mengajar siswa dan guru.
“Mohon agar lokasi pemilihan tidak berada di lingkungan sekolah. Jangan ganggu aktivitas belajar,” tutupnya.








