JENEPONTO – Petani rumput laut di Desa Borongtala, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan menghadapi kerugian besar akibat dugaan pembuangan limbah tambak udang yang mengalir ke laut.
Sebuah rekaman video yang diunggah melalui akun Facebook Berita Kota Jeneponto telah memperlihatkan petani rumput laut tersebut protes atas kerusakan yang dialami pada panen rumput lautnya.
Dalam rekaman video tersebut, petani rumput laut yang sedih dan kecewa menjelaskan bahwa rumput lautnya mengalami kerusakan parah akibat limbah yang diduga berasal dari tambak udang dan mencemari lingkungan laut sekitar.
Petani tersebut juga mengungkapkan bahwa kerugian yang dialaminya kali ini jauh lebih besar dibandingkan dengan kejadian serupa sebelumnya.
Petani rumput laut ini dengan tegas meminta pemerintah setempat untuk segera meninjau lokasi dan mengambil tindakan terhadap aliran limbah yang merusak hasil panennya.
Ia merasa gelisah karena adanya aliran limbah yang mengancam lingkungan dan kesejahteraan para petani rumput laut di daerah tersebut.
Masyarakat yang prihatin juga mengajukan permintaan kepada Dinas Lingkungan Hidup untuk melakukan pemantauan terkait pembuangan limbah dari tambak udang.
Salah satu warga, @Firman Tomo Sewang, dalam kolom komentar menyatakan pentingnya dinas tersebut memeriksa izin pembuangan limbah dari tambak udang, menjaga kualitas lingkungan, dan memastikan perusahaan terkait melaporkan pemantauan lingkungan secara berkala.
Sementara itu, warga lainny dengan akun @Ridwan Ridwan, berpendapat bahwa perusahaan seharusnya membuat kolam penampungan limbah untuk menghindari pencemaran lingkungan yang merugikan petani rumput laut.
Skandal limbah tambak udang ini telah menimbulkan kekhawatiran dan kecaman dari berbagai pihak, dan masyarakat menunggu tindakan cepat dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini dan melindungi mata pencaharian petani rumput laut yang terancam.***