MAKASSAR—Kasus penembakan terhadap salah seorang advokat di Kabupaten Bone, Rudi S Gani pada malam pergantian tahun 2024 ke 2025 lalu terus dikecam pelbagai pihak. Terutama kalangan lembaga advokat di Sulsel. Salah satunya, Peradi Bersatu Makassar.
Peradi Bersatu Makassar mendesak Kepolisian Daerah atau Polda Sulsel untuk mengusut tuntas kasus penembakan tersebut.
“Kami kecam keras penembakan yang menimpa kolega advokat di Bone. Dan mendesak Polda Sulsel agar mengusut tuntas kasus itu. Pelaku dan motifnya harus segera diungkap,” tegas Ketua Peradi Bersatu Kota Makassar, Muh Idris Rumpa, SH, MH kepada media di Warkop Skopa Kompleks Citra Land Celebes, Jalan Tun Abdul Razak, Sungguminasa, Gowa, Senin (6/1/2025).
Idris meminta polisi agar tidak kalah dengan pelaku kriminal. Mengingat sejauh ini, menurut dia, perkembangan penyelidikan kasus penembakan tersebut belum jelas.
“Sampai saat ini, proses penyelidikannya belum jelas. Identitas pelaku belum diketahui. Mestinya, polisi bekerja cepat. Apalagi Bone itu kan, akses jalurnya luas. Banyak jalur tikus disitu. Dikhawatirkan, pelaku penembakan ini memanfaatkan jalur-jalur tikus ini untuk melarikan diri,” urai Idris.
Ia pun mengimbau kepada segenap organisasi advokat yang ada di Sulsel agar tetap kompak, mengingat profesi sebagai pengacara sangat mulia tapi penuh dengan tantangan.
“Segenap advokat jangan sampai keder dengan adanya kasus penembakan seperti ini. Sebaliknya, tetap kompak dan tidak pernah gentar menghadapi resiko profesi demi menegakkan kebenaran dan keadilan di tengah masyarakat,” pungkasnya.
Kasus penembakan terhadap pengacara, Rudi S Gani terjadi pada saat korban bersama istri dan keluarganya sedang makan malam menjelang pergantian tahun baru di Kabupaten Bone, Selasa (31/12/2024) sekitar pukul 21.50 WITA.
“Sementara makan-makan sama keluarga tiba-tiba ada suara ledakan langsung dia tergeletak begitu saja,” tutur istri korban Maryam.
Maryam menerangkan pada saat makan malam itu dirinya berada disamping korban, sementara rumahnya lagi direnovasi. Kemudian datang sebuah mobil yang parkir di depan rumah korban.
“Dia di samping saya, tidak ada (orang) karena gelap. Tidak ada diperhatikan, karena kita di situ sementara makan,” ungkapnya.
Setelah ditembak korban langsung jatuh tergeletak, Maryam awalnya mengira suaminya mengalami pecah pembuluh darah.
“Saya belum melihat luka pada saat itu, pemikiran saya itu pecah pembuluh darah karena darah keluar, saya periksa ternyata tidak, saya periksa saya lihat ada memar di samping hidung. Terus baru saya tahu saat polisi bilang ini ditembak,” ungkapnya.(rus)