PARANGLOE—Rentetan kasus pencurian kendaraan bermotor atau curanmor di Kecamatan Parangloe, Gowa membuat masyarakat setempat resah. Di lain sisi, aparat kepolisian justru kesulitan mengungkap pelaku curanmor tersebut.
Dari beberapa kasus curanmor yang terjadi pada bulan Mei 2024, hingga kini Polsek Parangloe tak mampu melacak siapa pelakunya.
Termasuk kasus curanmor yang dialami wartawan Harian Disway, Rusli Haisarni. Motor trail merk Honda CRF dengan nomor polisi DD 4046 YW milik warga Jalan Malino, Dusun Bontojai, Desa Borisallo itu raib digasak maling, Sabtu 1 Juni 2024 dinihari wita.
Pelaku yang diperkirakan lebih dari satu orang itu, masuk ke teras rumah mencuri motor milik Rusli dengan terlebih dahulu merusak pintu pagar yang terbuat dari besi.
Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Parangloe, Ipda Syam mengatakan, sampai saat ini pihaknya terus bekerja-keras melakukan penyelidikan di lapangan.
Kata Syam, dalam penyelidikan kasus curanmor tersebut, Polsek Parangloe melibatkan Reserse Mobil atau Resmob Polres Gowa.
“Sabarki nah. Saya juga sudah koordinasi jajaran termasuk Resmob. Insha Allah setiap perkembangan kemajuan kami info kan,” ujar Ipda Syam via pesan whathsapp, Sabtu (8/6/2024) malam.
Keterlibatan Resmob itu diharapkan dapat membantu mengungkap kasus curanmor yang terjadi di Kecamatan Parangloe dengan cepat.
Selain melibatkan Resmob, Syam mengungkapkan, bahwa dirinya bersama kolega menyelidiki jejak pelaku dengan memeriksa kamera pengintai atau CCTV milik warga di sepanjang Poros Sungguminasa-Malino.
Ia menyebutkan, salah satu CCTV warga yang diperiksa ialah H Nyarrang, pemilik toko bahan bangunan di Dusun Bontojai, Desa Borisallo. Akan tetapi hasil pemeriksaan CCTV yang dilakukan polisi, belum berhasil mengungkap identitas pelaku.
“Iyeee. Saya turun langsung ambil filenya (rekaman CCTV,red). Sayangnya Haji Nyarrang tidak menyimpan gambarnya. Padahal posisi kameranya bagus,” sebut Syam.
Kendati demikian, perwira Polri berpangkat satu balok di pundak ini mengaku akan bekerja ekstra melacak pelakunya. “Dalam lidik,” katanya.
Kapolsek Parangloe, AKP M Azhar memilih enggan mengomentari perkembangan penyelidikan kasus curanmor di wilayah hukumnya. Permintaan konfirmasi yang dikirim wartawan ke nomor whatsappnya hanya dilihat tapi tak dibalas. Azhar juga tidak mengangkat teleponnya saat dihubungi.
Sementara itu, aktivis Cipanas Rusdi Daeng Eppe sekaligus kerabat korban curanmor, Rusli Haisarni menyatakan mendukung langkah Polsek Parangloe melibatkan Resmob untuk membantu penyelidikan. Ia berharap, keterlibatan Resmob bisa maksimal mengungkap pelaku dari maraknya kasus curanmor di Kecamatan Parangloe.
“Sebagai warga, tentu kita dukung langkah-langkah polisi dalam mengungkap pelaku curanmor ini dengan cepat. Apalagi, kasus curanmor ini sudah marak dan meresahkan masyarakat,” ucap Rusdi, Minggu (9/6/2024).
Ia juga menegaskan akan mendesak Kapolres Gowa maupun Kapolda Sulsel untuk mengevaluasi kinerja Kapolsek Parangloe apabila nantinya rentetan kasus curanmor tak mampu diungkap.
“Jangan sampai warga hanya buang-buang waktu saja melapor tindak kejahatan yang dialami ke kantor polisi, tapi tidak ditindaklanjuti dengan serius. Makanya, saya ingatkan Kapolsek Parangloe dan anggotanya untuk bekerja profesional mengusut kasus curanmor ini,” tegasnya. (rus)