BALI— Pemkab Gowa cukup konsen membangun sektor pendidikan. Ada banyak inovasi pendidikan yang berhasil diterapkan.
Sebut saja program pendidikan gratis, Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan atau SKTB, Investasi Sumber Daya Manusia Seperempat Abad, Imtaq dan Sarjana 1 Desa/Kelurahan.
Teranyar, program Mahasantri yang digagas oleh Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan dan wakilnya Abd Rauf Malaganni atau AdnanKio.
Mahasiswa program Mahasantri ialah putra-putri lokal Kabupaten Gowa. Mereka digembleng di Lembaga Pendidikan Mahasantri, Limbung, Kecamatan Bajeng untuk menjadi penghafal Alquran yang handal.
Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan dalam Rapat Koordinasi Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2024 Tingkat Kabupaten Gowa di Fashion Hotel Legian, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Jum’at, (3/5) menegaskan, semua program dan inovasi pendidikan yang selama ini berjalan akan terus dilanjutkan. Termasuk program Mahasantri.
Adnan telah menginstruksikan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Gowa untuk kembali melakukan rekruitmen peserta Mahasantri gelombang kedua.
“Saya telah instruksikan pula supaya anggarannya dimasukkan dalam APBD. Nantinya, peserta Mahasantri mulai lulus seleksi sudah harus dibayarkan uang kuliahnya sampai selesai 8 semester,” ujar Adnan dihadapan peserta rakor.
Selain diproyeksi sebagai penghapal Alquran, seluruh Mahasantri, lanjut Adnan juga dipersiapkan untuk menjadi para imam desa, imam kelurahan, hingga menjadi P3K guru agama di Kabupaten Gowa di masa yang akan datang.
“Mereka ini sudah mempunyai ilmu pengetahuan akademik yang baik. Mereka juga penghafal Alquran, maka anak-anak dan cucu-cucu bapak ibu sekalian akan diajar oleh guru-guru yang mempunyai pengetahuan yang baik,” tuturnya.
Adnan menyebutkan, Program Mahasantri merupakan yang pertama dan satu-satunya di Sulsel maupun Indonesia. Sejauh ini, program Mahasantri mendapat respon yang positif dari Pemerintah Pusat.
“Melalui Program Mahasantri, Pemkab Gowa mendapatkan apresiasi dari pemerintah pusat berupa penghargaan Dwija Praja Nugraha yang diterima pada Peringatan HUT Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dihadapan Bapak Presiden RI,” bebernya.
Lebih jauh Adnan menerangkan, program Mahasantri merupakan bagian dari upaya dan komitmen Pemkab Gowa menciptakan Sumber Daya Manusia atau SDM yang berkualitas dan unggul.
Agar hal itu terwujud, maka dibutuhkan program pendidikan yang berkelanjutan.
Sebab, menurut dia, kemajuan sektor pendidikan dianggap menjadi salah satu penentu terwujudnya masa depan suatu daerah.
“Membangun suatu wilayah memang membutuhkan sebuah keberlanjutan program. Tanda-tanda keberhasilan itu bisa diraih kalau seluruh program yang telah direncanakan dapat dilanjutkan seperti program pendidikan,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, selain Mahasantri, program pendidikan yang sampai saat ini dilanjutkan adalah Program Pendidikan Gratis. Program ini mulai dicanangkan pada masa kepemimpinan Bupati Gowa Periode 2005-2015 (Alm) DR H Ichsan Yasin Limpo atau IYL.
“Pendidikan Gratis digagas oleh Almarhum bapak saya Dr H Ichsan Yasin Limpo saat menjabat Bupati Gowa. Program ini tujuannya untuk menghapuskan beban biaya pendidikan,” katanya.
Untuk mendukung program pendidikan gratis, maka dibuatkan regulasi sebagai payung hukum, yaitu Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pendidikan Gratis. Aturan itu membebaskan segala biaya pendidikan kepada siswa dan orang tua siswa dan pembiayaannya oleh pemerintah daerah mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA.
Selain itu, aturan lainnya melalui Perda Nomor 10 Tahun 2009 tentang Wajib Belajar yang menjamin hak anak usia sekolah mendapatkan pendidikan.
“Teori pemerintahan mengatakan bahwa kalau kita tidak mampu untuk menaikkan pendapatan masyarakat, maka kurangi pengeluarannya. Jadi dengan pendidikan gratis ini kita berusaha mengurangi pengeluaran masyarakat,” jelas Adnan.
Begitu pula program SKTB atau Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan yang juga tetap dipertahankan. Dimana, program ini membimbing peserta didik dalam menuntaskan semua kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran secara berkelanjutan.
Program ini telah memiliki regulasi yaitu Perda Nomor 10 Tahun 2013 tentang Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan. Dalam implementasinya, para siswa tidak mengenal tinggal kelas tetapi tuntas atau belum tuntas, menggunakan sistem paket atau Sistem Kredit Semester alias SKS.
Bahkan, melalui program Investasi SDM Seperempat Abad, Pemkab Gowa juga memberikan beasiswa kepada putra-putri terbaik Butta Bersejarah untuk mengenyam pendidikan pada beberapa kampus ternama di Sulsel.
“Yang ikut program Investasi SDM Seperempat Abad ini tidak wajib kembali ke Gowa setelah selesai. Dimana pun daerah yang membutuhkannya silahkan, di periode kedua ini kami juga akan memberikan beasiswa 1 orang per desa dan kelurahan untuk kuliah di universitas terbaik di Sulsel,” urainya.
Program Pendidikan Kabupaten Gowa lainnya yang siap dilanjutkan, yaitu, 1 desa/kelurahan 1 sarjana. Juga program Iman dan Taqwa (Imtaq) Indonesia.
Apalagi, program pendidikan yang digagas baik di era Bupati IYL ataupun kini Bupati Adnan, Pemkab Gowa berhasil mendapat sederet penghargaan.
Seperti Penghargaan Anugerah Ki Hajar 2019 Kategori Pertama Tingkat Kabupaten atas Implementasi TIK Pendidikan melalui Peningkatan Kompetensi SDM TIK dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Anugerah Pendidikan Indonesia Kategori Kepedulian dalam Peningkatan Kompetensi dan Mutu Pendidikan di Indonesia 2019.
Kemudian, Penghargaan Anugerah Pendidikan Indonesia Kategori Bupati atas Jasa-jasa dan Kepedulian yang Tinggi dalam Upaya Peningkatan Kompetensi dan Mutu Pendidikan di Indonesla dari lkatan Guru Indonesia (IGI).
Adnan pun pada kesempatan itu berharap, kegiatan rakor bidang pendidikan ini menjadi ajang dalam menyatukan persepsi tentang investasi bidang pendidikan. Dimana, hasilnya tidak bisa disandingkan dengan infrastruktur semisal pembangunan jalan dan jembatan yang cepat dirasakan manfaatnya. Tetapi investasi pendidikan butuh waktu lama. Antara 15-20 tahun baru terlihat indikator keberhasilannya.
“Kami harapkan melalui rakor ini mampu menciptakan visi yang sama, pemahaman yang sama karena investasi dibidang pendidikan membutuhkan waktu yang lama untuk mengukur indikator keberhasilannya,” tukasnya.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Gowa, Taufiq Mursad menjelaskan, rakor ini diikuti sebanyak 120 orang peserta. Terdiri dari pelbagai unsur dan stakeholder dalam bidang pendidikan.
Meliputi kepala sekolah, pengawas, kepala bidang, sekretaris, organisasi profesi PGRI, dewan pendidikan, Tim Ahli Imtaq Indonesia, dewan pakar SKTB dan SKPD terkait yang menjadi mitra Disdik Gowa dalam melakukan kolaborasi.
“Rangkaian kegiatan rapat koordinasi pendidikan hari ini berisi rangkaian kegiatan studi tiru beberapa kepala sekolah sesuai jenjang masing-masing. Lalu dilanjutkan dengan acara pembukaan dan talkshow para narasumber dari tim ahli dan dewan pakar. Juga dari pihak Kejaksaan Negeri Gowa,” sebutnya.
Adapun tujuan rakor untuk memberikan rekomendasi kepada dinas pendidikan dalam mempersiapkan generasi emas dan menghadapi bonus demografi tahun 2045.
“Kegiatan rapat koordinasi ini diharapkan mampu melahirkan ide-ide yang cemerlang dan mewujudkan visi dan misi kabupaten Gowa, utamanya berkaitan dengan bidang pendidikan, yaitu terwujudnya masyarakat yang unggul dan tangguh dengan tata kelola pemerintahan terbaik. Salah satu di antaranya adalah melalui peningkatan kualitas hidup masyarakat yang unggul dan inklusif,” tandas Taufiq.(rus)