Mahasiswa KKN Diusir Warga karena Video Kontroversial yang Jelekkan Fasilitas Desa, Netizen Geram

Dalam video itu, mahasiswa-mahasiswa mengeluhkan sulitnya mendapatkan air di wilayah tersebut, sehingga mereka terpaksa mandi di mushola.

Mahasiswa KKN buat konten keluhkan soal fasilitas desa, diusir warga dianggap tak dapat bawa perubahan. /Twitter/kegblgnunfaedh

PADANG – Sebuah video viral menunjukkan sejumlah mahasiswa yang sedang mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), mengalami pengusiran oleh warga di kawasan Bungus Teluk Kabung.

Kejadian itu terjadi setelah para mahasiswa KKN membuat sebuah video yang memperolok-olok fasilitas yang mereka terima selama menjalani kegiatan tersebut. Video tersebut kemudian diunggah ke media sosial dan menjadi viral.

Dalam video itu, mahasiswa-mahasiswa mengeluhkan sulitnya mendapatkan air di wilayah tersebut, sehingga mereka terpaksa mandi di mushola.

Mereka juga mengungkapkan kekesalahan mereka karena diusir oleh warga, yang kemudian mengharuskan mereka untuk mencari kontrakan dan mengeluarkan uang tambahan.

“Kalian sedang libur semester? Dimana kalian bermain? KKN-lah. KKN kalian di mana? Tanahdatar, Limapuluh Kota? Ini Bungus-lah, air gak ada, mandi di Musala. Diusir? Ngontrak bayar pula,” ujar salah seorang mahasiswa KKN tersebut dalam video yang diunggah.

Baca Juga:  Hadiah Kapolri Kado Terindah Hari Jadi ke-72 Divisi Humas Polri

Menyusul video tersebut, seorang tokoh masyarakat terlihat mengumpulkan para mahasiswa KKN di dalam sebuah ruangan. Tokoh masyarakat tersebut menyatakan ketidakpuasannya dengan kurangnya perubahan yang dibawa oleh para mahasiswa tersebut bagi desa setempat.

Dengan demikian, tokoh masyarakat tersebut berencana untuk menyelesaikan masalah ini dengan melibatkan dosen pembimbing mahasiswa KKN tersebut, serta menghubungi Camat dan Lurah setempat.

“Adik-adik dianggap tidak membawa perubahan, sampai nanti ada penyelesaiannya oleh dosen pembimbingnya kepada kami, kepada Bapak Camat dan Lurah,” ujar tokoh masyarakat tersebut dalam pertemuan dengan mahasiswa KKN.

Lebih lanjut, tokoh masyarakat juga menjelaskan bahwa keputusan tersebut diambil demi keamanan para mahasiswa di lingkungan sekitar. Ia menegaskan bahwa masalah ini bukanlah masalah antara mahasiswa KKN dengan pemerintah, melainkan melibatkan warga setempat.

Kontroversi ini menarik perhatian netizen yang turut merasa geram dengan sikap para mahasiswa KKN tersebut. Banyak dari mereka berpendapat bahwa seharusnya para mahasiswa KKN membantu warga desa dalam mencari solusi terkait kekurangan air, bukan hanya sekadar mengeluh.

“Justru jika ada kekurangan di daerah KKN, kalian haruslah membangun sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat… KKN itu seharusnya digunakan untuk menerapkan ilmu yang kalian pelajari, bukan untuk hidup bermewah-mewahan… Apakah kalian paham?” komentar salah seorang netizen.

“Tindakan ini bertentangan dengan nilai-nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi yang seharusnya diterapkan. Ditambah lagi, kejadian ini terjadi di Ranah Minang yang memiliki pepatah ‘Dima Bumi Dipijak, Disitu Langit Dijunjung’. Jika kalian tidak ingin menghadapi kesulitan mencari air, sebaiknya kalian tinggal di rumah saja,” imbuh netizen lainnya.***